Akhirnya kesampaian juga nonton film Habibie & Ainun setelah beberapa kali sempat dipending karena satu dan lain hal, kami bertiga (saya, suami & bisma) nonton di Cinema XXI Cito (City of Tomorrow). Sampai disana pukul 11. 30 wib tapi antrian sudah penuh tak tau mana kepala mana ujung antriannya, padahal Gedung Cinema XXI nya belum dibuka. Karena saya membawa Bisma mau tidak mau harus dapat Ticket tayang paling awal 12.15 wib hanya untuk menghindari supaya bisma tidak rewel karena harus lama menunggu, so langsung gerak cepat bagi tugas sama suami. Suami yang antri tiket sedangkan saya mengajak bisma ke MR Token semacam Game zone, Alhamdulillah suami dapat tiket untuk tayang awal walaupun tempat duduk kami tidak paling belakang lumayan masih ditengah-tengah Row F sheet 3 & 4. Tidak lama menunggu akhirnya kami sudah bisa menyaksikan film yang recommended banget buat ditonton keluarga muda seperti kami yang baru 3 tahun 1 bulan mengarungi bahtera rumah tangga. Tak ada ruginya nonton film ini, sepanjang cerita dari awal sampai akhir tidak terasa kalo air mata ini menetes karena saking menghayati isi ceritanya. Jadi bawaannya keingat terus sama ceritanya sampai mata saya sembab karena kebanyakan nangis :,(, beruntungnya si Bisma tidak rewel dan tidur saat film baru diputar 30 menit. Ceritanya mengharu biru, sedih banget apalagi endingnya Ainun harus meninggalkan Habibie dan anaknya karena sakit yang diderita bu Ainun Kanker Ovarium stadium empat.
Apalagi acting
Reza Rahardian sebagai pak Habibie, benar – benar mirip banget mulai dari gaya
bahasa, cara berjalan sampai cara melirik ….memang saya harus bilang WOW mirip
banget sama pak Habibie mungkin belajar langsung dari pak Habibie. Film ini
adalah gambaran keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah yang sederhana, bagaimana
seorang ibu Ainun yang mengorbankan gelar dokternya demi suami sederhana yang
mempunyai cita-cita besar membuat “Truck Terbang” untuk menghubungkan wilayah
Indonesia supaya negeri kita menjadi negeri yang mandiri dan maju. Kisah cinta
antara Habibie dan Ainun yang begitu besar membuat film ini begitu menyentuh,
Ainun yang cantik dengan cinta yang begitu besar kepada suaminya yang
sederhana. Begitu juga dengan pak Habibie yang begitu mencintai Ainun, beliau
ternyata seorang yang romantic dan benar-benar jenius..berapa toh IQ nya pak e,
jenius banget :D.
Kalo
ditanya kesimpulan ceritanya bisa saya simpulkan bahwa “dibalik
kesuksesan Habibie ada Ainun yang hebat. Dibalik kesuksesan dan kehebatan laki-laki selalu
ada perempuan yang dengan penuh kasih mendukung dan mengasihinya” Seperti
halnya Rasulullah SAW dengan Khadijah ra, jadi ingat buku “Khadijah is the True Love Of Muhammad Saw”.
Semoga Allah menjadikan Kami (saya dan suami) seperti halnya
Habibie & Ainun, semoga saya bisa menjadi istri yang selalu mendampingi &
mendukung suami baik suka maupun duka, saling mengingatkan dalam kebaikan dan
kesabaran dalam bingkai Ketakwaan. Semoga kelak Allah mempertemukan kami di
SyurgaNYA nanti...Amiin.
“Masa lalu saya adalah milik saya
Masa Lalu kamu adalah milik kamu
Tapi masa depan adalah milik kita”- Habibie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar